Miracle in love
Main cast :
Citra
:Iqbal
: Rio
: Stella
and others
Genre : Fantasy, sad,romance,happy
Disclaimer :
Cerita ini hasil dari pemikiran saya sendiri, jika ada kesamaan tokoh, cerita,
nama ,dsb. Itu tidak lain hanya kebetulan semata.
Ini cerita
agak panjang mungkin akan di buat beberapa chapter .
Silahkan di
baca ,jangan lupa RCL, Oke! Hargai Author yang bikin.
Dari pada
cuap-cuap gak jelas capcussss…. Yok!!!
Prolog
Jam
menunjukan pukul dua belas siang. Ribuan embusan napas lega memenuhi udara.
Sekarang jam istirahat.
Kesempatan ini dipergunakan
sebaik-baiknya oleh banyak orang , baik anak sekolahan maupun orang-orang yang
sudah bekerja di gedung-gedung tinggi.pada jam-jam inilah orang-orang akan
menyempatkan diri melepas kepenatan dengan bersantap siang.
Siang ini terasa panas sekali.
Matahari bersinar terik, seakan-akan ingin memanggang hidup-hidup orang yang
tengah lalu lalang di jalanan.
Aku juga sedang kepanasan disini.
Walau saat ini aku sedang duduk manis dalam ruangan ber-AC yang menyajikan alunan dangdut yang memang
musim saat ini, di hadapan ku tersaji semangkuk ramen dan jus melon yang begitu
menggoda.
Stella si cantik yang memiliki mata
bulat bak Barbie dan tubuh kayak Punpun Sutatta artis Thailand itu, Rio sedang
berceloteh panjang lebar di hadapanku , ia baru saja punya pacar baru si Cantik
Stella.
Aku
menarik napas dalam-dalam …
“Bagaimana
? Dia oke, kan?”
“maksud
lo?”
“Dia
Montok kan?”
Ya
Tuhan!! Aku benar-benar bosan. Kenapa Cuma ini yang ada di otak para cowok???
“montok
?!!! lo kira buah yang mau di jual di pasar !! sindirku tajam.
“wuaahhh…
jangan ngambek dong, Cit. nggk ada maksud buat nyindir lo kok,beneran dehhh!”
“sejak
kapan lo jadian sama Dia,” jawabku berusaha tetep tenang. Kalou nggk gue udah
lempar nih anak pake ramen panas gue.
“baru
seminggu gue jadian,…. Cit kita tetep temen kan?, soal ucapan tadi maaf ya!”
“okeh, Gue nggk marah”
Bukkk
Ku banting Tas ,dan sentengah
melirik ke lotion obat nyamuk, berharap cepet mati dengan makan tuh lotion.
“Aagggghhh ! kenapa hidup gue menyedihkan!” Mataku
terasa panas ,tanpa sanggup lagi ku tahan,aku menangis, sebutir demi sebutir
air mataku telah jatuh,merutuki diri sendiri sebenarnya “kenapa aku?selalu
aku?!”
Satu-satunya benda yang tak ingin
aku lihat adalah cermin. Jika aku berkaca diri saat ini aku akan melihat
sesosok makluk jelek dengan mata sembab,rambut awut-awutan,dan timbunan lemak
disana sini, dan yang paling menyedihkan dan paling menyakitkan itu adalah
AKU!! Oke,mungkin aku terlalu dramatis tapi saat apa pun aku ,mau sedih atau
pun senang wajahku tetap tak ada bedanya.
Punya gigi yang putih bersih
,senyumku cukup manis,yeahh aku juga jago gambar menggambar. Setidaknya itulah
sedikit kelebihanku . Aku memandang Foto yang berbingkai Rilakkuma ,Tertulis di
belakang bingkai “SMP 1 Cintarasa” yang paling tengah tentu saja aku, gemuk,
pendek, dan paling tidak enak di lihat. Aku juga sering jadi bahan ledekan
waktu itu, terutama Iqbal yang senang sekali mencubit pipiku. Terus terang jauh
di lubuk hatiku aku sedikit merasa senang. Ingin juga kembali ke masa itu.